Tuesday, March 15, 2011

Berpaling dari Deposito

Belakangan saya sedang berpikir untuk memindahkan sebagian dana dari deposito ke bentuk investasi lain seperti Logam Mulia, Reksadana, atau Saham. Soalnya, saya perhatikan, sejak Menteri Keuangan favorit saya tidak lagi menjabat, kecil kemungkinan inflasi akan turun lagi. Inflasi di 2010 kemarin saja sudah 6,96% (Data BPS), sampai BI harus mengibarkan bendera putih dan akhirnya menaikkan suku bunga. Sedangkan suku bunga deposito di bank-bank besar biasanya gak sampe 6%. Saya gak pernah mau pilih bank abal-abal walau nawarin suku bunga tinggi. Tar kasus pula, nangis darah deh saya.

Saya pribadi, sebenarnya hanya punya deposito di bank syariah. Memang sih sistemnya bukan fixed rate tapi bagi hasil. Hanya, kalau diitung-itung, rata-rata bunganya itu 5,5% per tahun. Nah loh, di bawah inflasi juga kan?

Kenapa sih saya concern banget tentang inflasi? Memakai bahasa awam, inflasi itu menunjukkan penurunan daya beli uang terhadap barang. Jadi gampangnya, kalau dulu beli permen kita 1000 dapat 8, sekarang cuma dapat 4 (harga di kantin kampus saya). Jadi si uang itu mengalami penurunan daya beli. Karena nilai mata uang yang makin menurun dari tahun ke tahun itu, perlu ada sesuatu untuk mengkompensasi jadi kita gak tekor-tekor amat, apalagi kalau nominal penghasilan kita gak nambah-nambah.

Untuk inflasi 6,96% berarti secara umum harga naik 6,96% dari tahun sebelumnya. Jadi kalau tahun kemaren harga barang A itu 100jt, sekarang jadi 107jt (korupsi dikit, hehehe). Katakanlah, taun kemaren kita ngumpulin uang sedikit-sedikit untuk beli barang A, trus kita depositoin di bank yang ngasih bunga atau bagi hasil kurang lebih 5,5% per tahun. Tahun berikutnya, uang kita jadi 105,5 jt. Tapi tetep gak nutup untuk beli barang A yang udah naik jadi 107jt. Rugi kan? Udah nabung-nabung, rela-rela gak beli apa-apa, eh gak kebeli juga tuh barang A.

Maka, idealnya, bunga deposito itu setidaknya sama atau kalo gak malah di atas tingkat inflasi. Kalau enggak, secara itung-itungan kita sebenarnya rugi. Lucky kalau bisa nemu bank yang berani ngasih bunga di atas itu. Tapi ya itu tadi, dari pengalaman saya survey ke bank-bank syariah dan bank-bank besar lainnya, belum ada tuh yang bunganya tembus 6%. Akhirnya, mau gak mau saya putuskan untuk berpaling dari deposito. For the sake of better future :)
Tapiiiiiiii, deposito sebenarnya juga gak terlalu rugi. Karena deposito itu, tipe investasi yang bebas resiko. Jadi kita gak usah takut sama resiko default (gagal bayar) dari bank (kecuali kalau jumlahnya di atas nominal yang sanggup dijamin LPS, atau banknya tepu berat ;p) atau nilai pengembalian yang lebih kecil dari nilai pokok sebagaimana resiko pada investasi saham, reksadana, atau obligasi korporat. Makanya saya belum berencana untuk memindahkan 100% asset di deposito saya ke bentuk investasi lainnya. Apalagi di situasi saya yang masih jobless kaya gini, masih ada kemungkinan sewaktu-waktu saya lagi BU (butuh uang). Kebetulan juga gak semua deposito saya dipatok di tenor satu tahun, ada juga yang satu bulan aja kok. Sementara kalau reksadana atau saham, kalau di bulan saya BU lagi pas ada krisis global semacam 2008, kan belum tentu dalam waktu sebulan sudah bisa recover. Yang ada saya malah mungkin rugi karena harus menarik dana yang nilainya sudah menjadi lebih kecil dari nilai pokok.

Well, high risk high gain, low risk low gain. Just give it a thought, keadaan keuangan sekarang sama rencana pengeluaran di masa depan.

Pertanyaan besar berikutnya? Dari deposito mau pindah kemana? Soal itu, dibahas di postingan berikutnya ya... :)

No comments: