Barusan baca dari majalah D & G, kalau sekarang ada cara baru untuk memeriksa service quality perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, misalnya perhotelan, transportasi, atau mungkin restaurant. Caranya via mysterious phone itu (atau mungkin lebih tepat dikatakan mysterious call). Skenarionya adalah, salah satu customer (palsu) akan menelepon beberapa hotel (yang disurvey oleh majalah D & G ini kebetulan hotel-hotel ternama seperti Sheraton, Hilton, etc) untuk (masih pura-pura) membooking kamar dalam waktu dekat. Nanti akan dilihat bagaimana reaksi (biasanya) resepsionis atau reservation officer yang bertugas saat itu. Yang lucu, (masih menurut D & G) ada hotel yang menolak booking karena jam bookingnya udah lewat (beberapa hotel menerapkan jam khusus untuk reservation), ada hotel yang langsung menutup telepon setelah memberitahukan tidak ada kamar kosong, ada yang langsung meminta nomor kartu kredit setelah menyebutkan ada kamar kosong tanpa bertanya sekali lagi apakah si penelepon merasa cocok atau tidak, tapi ada juga yang bertindak profesional dengan menanyakan detil kamar yang diinginkan penelepon, nama dan nomor telepon sehingga bisa dihubungi, dan additional services. Lumayan menarik sih caranya, menurut 'Na. Tapi harusnya yang menerapkan manager-manager hotel yang bersangkutan agar mereka tau bagaimana tingkat keberhasilan training yang mereka selenggarakan (iya kan, kalau service tidak memuaskan atau memenuhi standar, bisa diasumsikan karyawan-karyawannya ga serius waktu training). Boleh juga dicoba kalau suatu hari nanti, 'Na punya bisnis sendiri. Buat perusahaan service, service quality itu harusnya nomor satu kan?
No comments:
Post a Comment